Jumat, 26 Februari 2016

Biografi Dahlan Iskan

BIOGRAFI MENTERI BUMN (2011‐2014)
DAHLAN ISKAN

         CEO bertangan dingin, begitulah orang mengenal sosok pria kelahiran Magetan, 17 Agustus 1951 ini. Ia dibesarkan di lingkungan pedesaan dengan nuansa religius yang kental.
Orang tuanya yang merupakan para pekerja keras telah menginspirasinya menjadi seorang pekerja keras yang penuh disiplin hingga sukses menjadi seorang pengusaha besar seperti saat ini.
         Dahlan Iskan mengawali karirnya sebagai seorang calon reporter di sebuah surat kabar kecil di Samarinda, Kalimantan Timur, pada tahun 1975. Kemudian pada tahun 1976, ia menjadi wartawan di majalah Tempo dimana selanjutnya, sejak tahun 1982, ia yang menjabat sebagai Kepala Biro Tempo di Surabaya, mendapat kepercayaan untuk memimpin surat kabar Jawa Pos yang pada waktu itu berada di bawah kepemilikan Direktur Utama PT. Grafiti Pers (penerbit majalah Tempo), Eric F. H. Samola.Saat itu, Dahlan Iskan tampil sebagai penyelamat bagi surat kabar yang hampir mati tersebut. Kemudian pada tahun 2000, ketika Eric F. H. Samola meninggal dunia, ia pun mengambil alih pengelolaan surat kabar Jawa Pos dimana dalam kurun waktu lima tahun, surat kabar yang pada saat awal ia ambil alih itu hanya beroplah 6000 eksemplar, langsung mengalami peningkatan menjadi 300 ribu eksemplar.
         Lima tahun kemudian, ia membentuk Jawa Pos News Network (JPNN) Group. Selain itu, ia juga menempatkan perusahaan tersebut sebagai salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia dengan memiliki 134 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan dan pabrik kertas yang tersebar di seluruh Indonesia. Selanjutnya pada tahun1997, ia mendirikan Graha Pena, yaitu salah satu gedung pencakar langit di Surabaya yang kemudian diikuti dengan pembangunan gedung serupa di Jakarta. Tidak berhenti pada media cetak saja, Dahlan Iskan mengembangkan sayapnya ke bidang media elektronik dimana pada tahun 2002 ia mendirikan stasiun televisi lokal di Surabaya, JTV, yang kemudian diikuti dengan Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.
           Pada tahun 2007, Menteri BUMN ini mendapat sedikit cobaan hidup dimana ia harus. menjalani tranplantasi organ hati di negeri tirai bambu, Cina. Seiring dengan pemulihannya kesehatannya, Dahlan Iskan semakin mengembangkan usahanya dengan merambah ke dalam bidang teknologi komunikasi dimana sejak tahun 2009, ia menjadi Komisaris PT. Fangbian Iskan Corporindo (FIC), yaitu sebuah perusahaan pembangunan sambungan komunikasi kabel laut (SKKL) dimana membangun sambungan komunikasi yang menghubungkan Surabaya dan Hongkong berupa serat optik sepanjang 4300 kilometer. Selain itu, ia juga merambah ke bidang lainnya, seperti bisnis perlistrikan dengan mendirikan perusahaan pembangkit listrik swasta, yaitu PT.
Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT. Prima Electric Power di Surabaya, Jawa Timur, bisnis perminyakan, agribisnis, dan properti.
           Dahlan Iskan juga dikenal sebagai sosok yang peduli dan perihatin dengan kondisi perlistrikan nasional dimana persoalan pemadaman bergilir akibat kesenjangan antara permintaan dan pasokan daya tak kunjung teratasi. Melalui berbagai tulisannya di surat kabar ia kerap mengkritik PLN, namun sekaligus memberikan alternatif solusinya. Bertolak dari luasnya pengetahuan seorang Dahlan Iskan tentang perlistrikan, maka saat terjadi pergantian manajemen dalam tubuh PLN pada 23 Desember 2009 lalu, ia pun dipercaya untuk menduduki kursi Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) tersebut menggantikan Fahmi Mochtar. Dalam memimpin PLN, ia tidak hanya menjadi seorang birokrat yang duduk di balik meja saja. Tidak puas dengan laporan yang diberikan oleh para anak buahnya, Dahlan Iskan sering turun ke lapangan, baik secara diam‐diam maupun terbuka, untuk melihat langsung persoalan‐persolan perlistrikan yang ada. Selain itu, ia juga sering membuat berbagai gebrakan, seperti mengganti sumber energi primer dan menyediakan trafo cadangan untuk keperluan distribusi listrik, memangkas jalur birokrasi dan membenahi struktur organisasi guna menghemat beban subsidi sebesar 5 triliun rupiah setiap tahunnya.
              Melihat prestasi yang telah dilakukannya untuk negara, akhirnya saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan pun diangkat menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tanggal 19 Oktober 2011 menggantikan Mustafa Abubakar yang sedang sakit.

Sumber(neodv8.blogspot.com.es/2013/12/contoh-biografo-contoh-autobiografi.html?0)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar